Kamis, 05 April 2012

Cerpen : Sweetest Memories

    Bel istirahat berdering, membuat seluruh siswa menjadi semangat dan bangun dari tidurnya. Namaku Tara, aku sekarang menduduki bangku kelas 2 SMA. Saat mendengar bel istirahat aku segera menuju keluar kelas dan menemui teman-temanku yaitu Rini, Larisa, Nadya, Amel dan Cindy. Biasanya banyak gosip-gosip seru yang aku dapetin dari mereka. "Eh eh ada anak pindahan baru loh masuk di kelas gue" kata Larisa. "oya? cewek apa cowok ris?" Rini nyamber dengan cepat. "cowok dong rin" balas Larisa. "ehm...ganteng gak ris? hehe" Amel berkata. "hm lumayan sih mel,emang kenapa tuh? inget lo udah ada yang punyaaa" ledek Larisa. Aku mencari-cari yang mana sih anak baru yang dari tadi disebut sama si Larisa? "loh tar? lo nyariin siapa?? kaya orang bingung gitu sihh" Nadya gangguin misiku. "hah? engga nyari siapa-siapa nad. Tumben aja lagi rame di lorong kelas,biasanya kan sepi" jawabku. "eh ris,by the way siapa nama si anak baru itu?" tanya Cindy. "seinget gue sih jordan,hm jordan apa gitu namanya". Jegerrrrrr akupun shock denger nama si anak baru itu, ehm kaya nama....... "oh ya? orangnya gimana deh?" Nadya melontarkan pertanyaannya dengan tiba-tiba. "ya lumayan ganteng,agak item terus kurus tinggi gitu deh nad". Jegerrrrr lagi-lagi aku shock denger ciri-ciri si anak baru itu. "hah? agak item tinggi kurus? namanya jordan?" pertanyaan itu tiba-tiba keluar dari mulutku gitu aja. "iya ra,lo kenal emang?" Larisa heran. "eh? ehm engga ris engga kenal hehe" bantahku. Aku terus berfikir dan mencoba mengingat. "lah lo kenapa ra? kok jadi kaya orang kaget gitu?" Tanya rini. "gak apa apa kok rin. eh ya ris,boleh minta tolong gak?" balasku. "oh apaan ra?", "tanyain nama lengkap si jordan-jordan itu dong hehe" pintaku kepada Larisa. "hah? eh yaudah nanti gue tanya ya". "teeeet" bel masuk pun berdering, kami semua kembali masuk kekelas masing-masing. Selama dikelas pikiranku gak fokus kepelajaran,aku teringat kejadian beberapa tahun lalu.

    "teeeet" bel istirahat kedua kembali berdering. Aku bergegas keluar kelas untuk menemui Larisa. "tara tara! sini sini gue mau kasih tau sesuatu" ajak Larisa terburu-buru. "ah ada apaansih ris? buru-buru amat?", "nama lengkap si jordan itu Lajordan Saputra, dia pindahan dari SMA swasta gitu tar". jeggerrrrrrrrr,kembali aku tercengang mendengar nama lengkap si anak baru, kejadian beberapa tahun lalu juga mendadak datang kepikiranku. "HAH? lo gak salah denger nama lengkapnya ris?" spontan aku teriak. "enggak kok ra,tadi gue liat di buku tulisnya,kenapa emang? kok lo kayanya shock banget gitu sih?" Larisa heran. "bisa tanyain lagi gak dia SMPnya dimana?heheh please banget rissssss" permohonanku kepada Larisa. "duh duh lo kenapa deh ra? yaudah yaudah nanti gue tanyain lagi", "makasih banyak ris makasih!" spontan aku menciumi tangan Larisa. Aku terpaku melihat sesosok cowok yang lewat didepanku, lagi-lagi kejadian beberapa tahun lalu menyerang pikiranku. "ris? itu si Lajordan?" tanyaku gugup. "iya ra itu dia yang namanya jordan". "teeeet" bel masuk kembali berdering,aku bergegas kembali kekelas. Lagi-lagi aku gak konsentrasi dalam pelajaran. Jam menunjukan pukul 15.00 dan itu waktunya pulang sekolah. Lagi-lagi aku langsung bergegas untuk menemui Larisa. "Risa!" teriakku begitu melihat larisa. "eh? hai ra!" sapa Larisa kepadaku. Aku menghampiri Larisa, aku terhenti tiba-tiba, sesosok cowok itu tersenyum kepadaku ramah. Aku cuma bisa diem, senyumannya aja gak aku bales, gak tau harus apa. "loh ra? kok bengong? abis papasan sama si Jordan kok malah bengong gitu sih? cieee" ledek Larisa kepadaku. "huh engga tuh Ris. eh ya gimana?", "oh iya! dia itu dulu SMP di **(sensor)". Lagi-lagi aku cuma bisa diem. Gak kerasa tiba-tiba air mataku turun gitu aja, aku langsung lemes dan jatuh duduk menutupi mukaku. "ra? lo kenapa?" Nadya menghampiriku panik. "eh eh ra? lo kenapa? kok tiba-tiba nangis?" Amel mencoba membuka tanganku yang menutupi mukaku. Aku membuka tanganku,kepalaku mendangak sedikit dan tersenyum "i'm glad that he has survived" gak sadar aku ngomong gitu. "ra?" Cindy memandangi wajahku. "siapa yang bertahan ra?" tanya Rini. "Lajordan Saputra" aku tersenyum dengan air mata yang masih mengalir.

    Saat aku  masih berumur 13 tahun, aku memiliki teman baru yang dikenalkan oleh Safira, teman SMPku. Dia mengenalkan ku dengan seorang cowok yang sepantaran denganku,hanya bedanya dia berasal dari SMP yang berbeda denganku. Dia akrab dipanggil dengan nama 'Jordan'. Setelah lama kenal dengan Jordan,aku merasakan perasaan yang beda. Setiap kali dia memainkan rambutku,ngisengin aku, ngelawak jauyus didepan aku, pokoknya semuanya yang di lakuin bersama Jordan itu terasa indah buatku. Setiap detail kalimat-kalimat yang dia ucapkan padaku selalu teringat di benakku. Setelah memastikannya,aku baru berani untuk cerita kepada Safira kalo ternyata aku suka sama Jordan temannya itu. "hahahaha serius lo ra? jadi lo suka sama si Jordan?" Safira tertawa mendengar ceritaku. "huh malah diketawain! iya firrr aku suka sama Jordaaaan. Aku harus gimana?" gerutuku. "gimana ya ra? nanti deh gue bantu!" semangat si Safira. Keesokan harinya ternyata si Safira nekat membawa Jordan kesekolahku. Aku malu bukan main saat dia nekat ngebawa Jordan. Aku yang baru keluar kelas dan asik bermain handphone, "TARAAAAA" Safira memanggilku dengan penuh semangat. Aku spontan kaget dan hampir aja ngejatuhin handphone ku. Aku menghampiri Safira yang sedang bersama Jordan. "halo!" sapa Jordan dengan ramah kepadaku. "iya halo Jordan" aku pun membalasnya. "ehemmm" sindir Safira kepadaku. "eh gue pergi dulu deh ya dan, ra" kata Safira. "eh? oke fir" jawab Jordan. Aku mati kutu banget, ada seorang cowok yang aku suka diri disebelahku! "ra,nanti malem kita jalan yuk!" ajak Jordan. "ah? kemana dan?" tanyaku gugup. "ke pasar malem deket rumahku aja,nanti kita main disana,nanti aku traktir gulali deh!", "oke dan!" spontan aku menerima ajakannya Jordan. Sore hari, aku sedang bersiap-siap dan tiba-tiba terdengar suara klakson motor. Aku bergegas keluar rumah,dan ternyata itu suara motor Jordan. Aku langsung pamit ke orangtua ku dan menghampiri Jordan. "good afternoon beautiful" sapa Jordan dengan senyumannya kepadaku. Rasa ingin terbang jadi muncul dipikiranku. "thank youuu" aku menjawab. "yuk pergi!" aku langsung menaiki motornya. Sesampainya disana, Jordan memarkir motornya, dan kami berjalan berdua. "rame banget ya dan" aku membuka obrolan. "iya nih ra namanya juga pasar malem, yuk!" tiba-tiba seseorang menggandeng tangan ku dan menariknya, oh ternyata itu adalah Jordan! Rasa kaget muncul pada diriku. Aku dibelikan gulali yang sudah dia janjikan, kami hanya beli satu, biar makannya bisa berdua. Saat ingin menaiki bianglala, Jordan berjongkok didepanku dan menggenggam tanganku, dan ia berkata "my princess,will you be my girlfriend?". Uwaaaw! Rasanya mau banget melayang keudara! Aku cuma diem dan gak berkata apa-apa, mungkin karena aku kelewat kaget. Saat aku ingin menjawab, terdengar teriakan orang-orang disekitarku dan mereka semua berlari dengan wajah panik. Tiba-Tiba Jordan mendorongku kebelakang, dan aku baru sadar bahwa pasar malam itu baru saja di lahap oleh si jago merah. Saat Jordan mendorongku, kepalaku terbentur dan semuanya gelap. Saat aku membuka mataku, sudah ada keluargaku dan safira disekelilingku. "sukurlah kamu selamat nak" ibuku berkata sambil menggenggam tanganku. Aku masih bingung, Jordan? dimana Jordan? yang aku ingat hanya saat malam itu aku sedang bersama jordan dan tiba-tiba si jago merah melahap pasar malam itu, lalu jordan mendorongku. "uhm,ra kamu semalam didekat tempat bianglala ya?" tanya safira. "ugh, iya fir" jawabku sambil memegang kepalaku. "kata penduduk sekitar sih pas kebakaran itu, bianglala disana runtuh ra." Aku shock, Jordan? dimana dia? gimana keadaan dia?, aku menangis dengan kejer. "mah,pah,fir,dimana Jordan?" aku menarik-narik tangan Safira. "Petugas pemadam belum memberikan kabar apapun sayang" kata ibuku. Sudah tiga hari aku dirawat di Rumah sakit. Masih belum ada kabar dari petugas pemadam. Aku pun pulang ke rumah dengan perasaan sedih. Malam itu yang harusnya menjadi malam jadiku dengan Jordan, di gagalkan oleh si Jago merah. Sebulan, dua bulan, tiga bulan, empat  bulan, sampe sekitar tiga tahun. Jordan masih gak ada kabar. Dan mungkin dia udah gak selamat pada malam itu. Aku mencoba mengubur kenanganku bersama Jordan.

    Pagi hari saat aku baru sampai disekolah, aku berpapasan dengan seorang cowok. Kami saling berpandang dan seperti memikirkan sesuatu. Namun gak lama bel masuk berdering. Aku masuk kekelasku dengan rasa gak tenang. "Risa ya?" Tanya Jordan. "iya gue risa,kenapa dan?", "ehm,lo kan suka main ya sama temen-temen cewek lo itu? itu siapa aja deh ris namanya?", "ada Rini, Cindy, Amel, Nadya, Tara. kenapa dan emangnya?", "Tara? nama lengkapnya?", "Tara Yunita, dan. Lo kenal?", "ehm...oke deh thanks ris!" Jordan pergi meninggalkan Larisa. "teeeeeeet" bel istirahat pertama berdering. Aku bergegas menghampiri teman-temanku. "tara! lo kemaren kenapa sih?" tanya Nadya. Aku menceritakan semuanya kepada mereka, dan lagi-lagi aku mengeluarkan air mataku. "HAAAAH?" serentak mereka teriak. "iya gue gatau juga sih itu dia apa bukan,tapi feeling gue yakin kalo itu dia" aku langsung memeluk Nadya yang berada disampingku dan aku masih menangis. Terasa ada yang menepuk pundakku dan membangunkan ku dari pelukan Nadya. OH tuhan! orang itu adalah Jordan! "tara? bisa ngomong sebentar?" dia menggandengku dan menarikku,persis waktu seperti di pasar malam itu. "iya,kenapa?" tanyaku gugup. "jangan nangis" Tangannya menghapuskan air mataku yang berada diwajahku. Terlihat senyuman manis dihadapanku. "gue seneng lo ada disini tar, gue seneng bisa liat lo lagi! Makasih tar lo ada disini" tiba-tiba Jordan memelukku dengan erat. "gue seneng lo selamat, Lajordan Saputra." aku melepas pelukan Jordan, dan menghadapnya lalu aku menangis. "udah gue bilang jangan nangis Tara Yunita." kembali dia menghapus air mataku. Aku berhenti menangis dan kembali menatap Pelangiku.

    Saat istirahat aku sedang bersama Larisa dan yang lainnya. Mereka merespon baik tentang kejadian kemarin antara aku dan Jordan. Jordan menghampiriku, "tar,kekantin yuk!" lagi-lagi dia menggandengku dan menarikku. Perasaanku seneng bukan main, dia yang selama ini aku cari sekarang ada di sebelahku.Waktu pulang sekolah pun tiba, "tara! yuk gue anter pulang" tanya Jordan. Seminggu berlalu, aku selalu diantar jemput oleh Jordan. Pada saat istirahat saat aku dan Jordan sedang makan, "tara, seberapa jauh jarak dan waktu yang udah gue lewatin, perasaan itu tetep ada, dia gak mau ilang. Satu hati gue terpaku sama cewek yang ada disebelah gue ini. apa lo masih mau buat jadi pacar gue?" tanya Jordan. Waaaaaaa lagi-lagi aku mau melayang! "Gue juga ngerasain hal yang sama dan sama lo, rasa itu gak pernah mau ilang. Anggep aja sekarang gue mau jawab pertanyaan lo beberapa taun lalu. Gue pasti akan jawab Iya. Gue tetep mau jadi pacar lo kok, Lajordan Saputra" aku tersenyum dan kembali memakan makananku. 

    Gak kerasa udah jalan setahun hubungan aku sama Jordan. Hari ini adalah hari Anniversary setahunku sama Jordan. Aku sudah mempersiapkannya hadiah. Sesampainya aku didepan kelas, "Tara,happy Anniv 1st year ya" banyak orang yang mengucapkan kalimat itu kepadaku. Aku heran, dari mana mereka semua tau kalo hari ini adalah hari Anniversary aku sama Jordan, aku juga gak pernah ngumumin ke mereka. Aku masuk kelas dan saat aku menghampiri mejaku, aku kaget dan terdiam. Ratusan bunga mawar merah dengan satu kartu ucapan di atas mejaku. Saat ku buka kartu ucapan itu, "Happy 1st year Anniversary my Tara Yunita, this is 365 Red Roses for you. 365 mean 1 year, like our relationship. Hope we can have a long lasting Relationship. I will always love you, dear :)" aku sedikit terharu bacanya,dan aku juga seneng banget. Tapi aku bingung,apa yang harus aku lakuin dengan 365 bunga mawar ini? Tiba-tiba Jordan dan teman-temanku datang dan mereka berteriak "happy anniversary 1st year Tara dan Jordan!" Jordan menghampiriku dan tiba-tiba ia mengecup keningku. Aku membalasnya dengan senyuman. "thanks for this 365 red roses,and this is for you" aku memberikan hadiah untuk Jordan. Lalu Jordan membukanya, "wah! asli thanks banget ra! kok lo inget aja gue mau barang ini?" Sepasang sepatu basket yang selalu dia mau. "sama sama, Lajordan Saputra. Eh ya gue bingung mau gue apain ya bunga-bunga ini?" tanyaku. "Gue udah nyiapin 345 bunga satuan dan 20 bunga dalam satu buket, gimana kalo hari ini kita berbagi kasih sayang sama semua orang? caranya ya kita bagi-bagiin bunga ini" jawab Jordan. Wow! Great Idea jordan! "oke! pertama gue mau bagi-bagiin ke temen-temen terdeket gue dulu. Ini buat kalian!" aku membagikan 5tangkai mawar merah kepada setiap temanku, Nadya, Rini, Amel, Cindy, Larisa. "wah thank you banget ya ra, dan" Larisa. "iya thank you banget yaa" Amel,Cindy,Rini dan Nadya berterimakasih. "oke! sekarang kalian bantuin gue buat berbagi kasih sayang kesemua orang!" ajakku pada mereka. "siap!" seru mereka. "gue gak ikut ya raa,mau main basket nih sama anak-anak,sekalian sepatu baru!" kata Jordan. "okedeeeh", "gue kebawah dulu ya" ucap Jordan sambil mengacak-acak rambutku. Tiga puluh menit aku dan teman-teman selesai membagikan bunga tersebut. Seneng banget rasanya bisa kaya gini. Saat istirahat kedua tiba, Aku dan Jordan sedang ngobrol berdua. "ra, gue harus ngasih tau lo sesuatu" kata Jordan. "apa dan?", "tadi malem nyokap gue ngabarin kalo ternyata bokap harus dinas ke Medan, ya sekitar dua taun gitu ra. Kemungkinan kita sekeluarga harus pindah juga ikut bokap" Kalimat menyakitkan itu terlontar dari mulut Jordan. "dan? lo serius? kenapa sih harus kasih kabar disaat hari bahagia ini?" gak tahan aku ternyata mulai menangis. "kita bisa LDR ra." jawab Jordan sambil menenangkanku. "tapi dan, aku takut kehilangan kamu lagi" tangisanku semakin keras. "Kalo bukan nyokap bokap yang nyuruh juga gue gamau ra, gue yakin kita bisa ngejalanin LDR. Setiap liburan gue janji bakal kesini buat nemuin lo" Jordan mengelus rambutku dan menghapus air mataku. "yaudah dan,gue juga gak mungkin ngelarang lo. Kapan mulai pindah?" aku mencoba berhenti menangis. "paling lusa ra, tapi besok gue udah gak masuk. Gue mau nyenengin lo di hari ini, hari bahagia kita dan hari terakhir kita bisa kaya gini sebelum gue pindah" Kata Jordan, semakin mau nangis aja aku denger kalimat itu. Pulang sekolah pun tiba, Jordan mengajakku pergi, katanyasih dia mau bikin aku seneng. Aku juga gak mau sia-siain hal itu. Aku sama  Jordan pergi kebanyak tempat, seperti taman, bioskop, restoran, tempat photobox dan tempat main game. Hari itu aku ngerasa seneng banget, walopun harus bertemu sama yang namanya perpisahan. Selesai ngelakuin semua itu, aku sama Jordan pulang. Waktu itu udah agak malam, ya sekitar jam 8 malam. Tumben-tumbenan jalanan kearah rumahku sepi, jarang ada orang-orang. Di motor, aku cuma bengong memikirkan nasib hubunganku sama Jordan yang akan dipisahkan oleh jarak tempat, Jakarta - Medan. Kenapa semua tiba-tiba gelap? Tubuhku gak mau di gerakin. Aku mendengar suara ibuku menangis dan memohon. Kenapa sama diri aku ini? Aku membuka mataku, semua terlihat terang dan lagi-lagi aku seperti merasakan kejadian beberapa tahun lalu, keluargaku berada disekitarku, hanya yang berbeda tidak ada Safira disini, melainkan Larisa, Nadya, Amel, Cindy dan Rini yang sekarang ada disini. "Tara! akhirnya kamu sadar juga" ibuku menangis dan tersenyum. Tersenyum seperti seakan-akan doa yang ibuku selalu panjatkan dikabulkan oleh Tuhan. Begitu juga dengan teman-temanku, mereka menangis dan tersenyum. "a..a..ku kenapa?" tanyaku. "kamu udah koma 3 hari tara, mama khawatir banget sama keadaan kamu waktu kecelakaan di malam itu." jawab ibuku. hah? kecelakaan? malam itu? apa yang di maksud malam itu adalah malam saat aku bersama Jordan? kalau iya, dimana Jordan sekarang? , "iya ra, sukur ya lo selamat. Ya walaupun....." Larisa tidak melanjutkan kalimatnya, ia malah memelukku. "ada apa ris? Jordan mana ris?" tanyaku dengan ragu. "sayang, kamu yang tabah ya...dokter udah ngevonis kalau Jordan gak bisa diselamatin, dia udah meninggal di tempat kecelakaan malam itu" ibuku membelai rambutku. Rasa sekitar ruangan seperti kosong dan putih semua, air mataku mengalir dengan deras. "gak mungkin ma! Jordan masih ada pasti!" aku berteriak dan menarik tangan ibuku. "sayang kamu tenang, sekarang semuanya udah terjadi. Jordan udah bertemu dengan penciptanya. Biarkan dia tenang disana melihat kamu disini." kata ibuku. Aku menangis,dan aku merasa tubuhku lemas. Tiga hari setelah aku pulih, Larisa dan yang lain membawaku ke sebuah pemakaman. Mereka menunjukan jalan kepadaku, dan berhenti di sebuah makam yang bertaburan bunga-bunga mawar, dan tertulis di nisannya "Lajordan Saputra", aku jatuh duduk lemas melihatnya dan kembali meneteskan air mataku. Kali ini memang tidak terlalu deras, namun pedih yang terasa dihatiku itu yang tak tertolong. Aku menaruh sebuket bunga mawar merah di atas makamnya dan berdoa. Sesampainya aku dirumah, aku hanya merenung dan mengingat-ingat kejadian sebelum kami kecelakaan. Terima kasih untuk Setahun terbaik yang kau berikan kepadaku. Ini memang benar-benar perpisahan yang ditakdirkan oleh tuhan, akan kusimpan semua kenangan yang kau berikan kepadaku, Lajordan Saputra. Good Bye my Sweetest Memories...


yaaak! selesai cerita asal-asalan buatan gue :p
semoga kalian senang^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar